Minggu, 31 Desember 2017

2018 Tahun Politik



Indonesia. Tahun 2017 adalah tahun para buzzer berpesta pora menyebar hoax di media-media sosial. Pro dan kontra pilkada DKI yang dimenangkan Anies -Sandi, masih belum bisa diterima oleh para pendukung Ahok - Jarot. Isu etnis dan agama masih menjadi buah bibir yang manis untuk ditulis sebagai status sampai di penghujung tahun.

Indonesia. Tahun 2018 boleh jadi akan melanjutkan persoalan-persoalan beda kepala ini. Betapa tidak? Tahun ini ada pilkada serentak di tingkat kabupaten/kota dan gubernur, hampir di seluruh tanah air. Apalagi tahun 2019, akan dilanjut dengan pemilihan legislatif dan pilpres.

Karena hoax itu bukan budaya, melainkan sikap dengki yang dimiliki manusia, maka kita berharap tahun 2018 adalah tahun politik yang berbudaya; menjunjung tinggi sikap demokratis, jujur dan bersih.

Semoga juga percetakan ekonomi kelas bawah bisa menikmati pesta demokrasi ini dengan memperoleh sablonan benner, spanduk, poster dan kaos calon dibayar tunai, tidak dibayar dengan janji-janji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar